Senin, 16 April 2012

MUHAMMAD ALIF JIHADI

nama bayi kami, diberi nama muhammad alif jihadi. nama itu pemberian dari ayahnya. saya cuma menyarankan ditambahkan muhammad di depannya supaya kelak ia bisa tumbuh dengan kepribadian mendekati nabi muhammad SAW.

alif sekarang sudah 2 bulan. tumbuh menjadi anak yg lucu dan ng gemesin, mudah2an gak manja. sekarang sih masih manja, pengennya digendong trs, tp pasti lama kelamaan juga gak. kan alif makin hari makin besar, jadi pasti pengen gerak dan jalan2 melulu.

alif sayang
ibu dan abah sayang sekali sm alif
sehat ya nak
kuat ya nak
ibu abah pengen liat alif tumbuh besar, menjadi dewasa dan bijaksana
alif, ibu sayang bgt sm ali
maaf ya, nak klw kadang ibu membuat alif tdk nyaman dlm gendongan ibu
maaf ya, nak
ibu harus byk belajar lg.. alif doain ibu yah..

love love love u my son...

*ditulis dalam galau

Senin, 26 Maret 2012

Kisah Ta'aruf (The Last)

bagaimana detail ceritanya saya lupa yang pasti proses ini trs berjalan walaupun sangat lambat. mengingat ada hambatan dari keluarganya dan keluargaku (privasi.. )

saya lupa.. saya lupa.. saya lupa
yang pasti AKHIRNYA..
ia datang melamar saya bersama keluarganya
huuuufffh... alhamdulillah
(hari bersejarah ia melamar saya, saya tidak ingat tanggalnya)

karena lupa detail2 ceritanya dsingkat aja yah.
kemudian, selang 3 bulan berlangsunglah akad nikah itu..
ciee.. cie....
(mengucap syukur pada Allah)

Refleksi: jodoh memang benar2 Allah yang menentukan. siapa jodoh kita, itu sudah tertulis di lauh mahfuzh. sedangkan kapan waktunya kita bertemu dengannya itu bergantung pada langkah2 kita dalam menapaki jalan jodoh kita. Subhanallah..

Kisah Ta'aruf (part 2)

Singkat cerita, datanglah ia ke rumah orang tua saya ditemani seorang temannya. ketika kedatangan pertama dia ke rumah, saya sama sekali tidak keluar untuk menemui ataupun sekedar menyambut kedatangannya. itu memang keputusan saya sendiri, sebelum ia datang saya sudah bilang pada orangtua saya, "bapak aja yang ngajakin ngobrol, ade gak mau keluar." gitu deh..

pertemuan pertama pun selesai, ia kembali pulang. selepas ia pulang, bapak gak ngomong apa2, baru pas malem bapak ngomong tanpa saya tanya.
bapak: kok tadi laki2nya diem aja de? yang mana sih orangnya?
saya: (lha???) (bapak sebenarnya tau orangnya yg mana karena sdh aku kasih liat fotonya tapi mungkin karena ketika pertemuan dia lebih banyak diam dan temannya yg lebih vokal, bapak jadi mengira ikhwannya itu yg temennya itu (yg belakangan saya tau namanya "nitttt"(sensor). hehehe
bapak: kok kenapa dianya diem aja, bapak malah ngobrol sama temennya. (bapak malah simpati sama temennya.. walah2, gimana ini??)
bapak lagi: padahal kan dia yang punya tujuan
saya: ya mungkin karena dia yg punya tujuan pak, jadinya dia grogi, malu, takut salah ngomong. lha temennya mah kan gak punya tujuan jadi cuek aja. (saya berusaha belain dia. haha.. padahal sih, ngapain juga saya belain ya?? hehe)
bapak: "dianya emang serius?"
saya: "lha serius pak, lha udah dateng ke sini mau ngapain?" (saya jadi aneh sama pertanyaan bapak................... dan saya mencium bau keraguan dari pertanyaan bapak.
saya: jadi.............
(terjadilah obrol2 panjang tentang dia, antara saya, bapak, dan mamah)
Alot... sangat alot... mengingat saya dan dia sama2 masih kuliah (tapi sama2 udah kerja juga). apalagi saya sendiri juga belum yakin.

ya Allah.. tapi prosesnya udah sejauh ini. tidak mungkin saya akhiri begitu saja, kalaupun mau saya akhiri harus dengan cara yang baik.
jujur walaupun saya kecewa dengan "kepasifannya" waktu bertemu dengan bapak, tapi saya harus tetap menghargai keberaniannya datang ke rumah. (bagi saya itu sudah nilai lebih yg harus di hargai)

bagaimana cerita selanjutnya..
to be continue

Minggu, 25 Maret 2012

Kisah Ta'aruf (part 1)

saya menikah dengan suami saya tepat d tanggal 12 feb 2011. berarti sudah setahun usia pernikahan kami. alhamdulillah

saya dan suami mengenal lewat proses bernama ta'aruf. saya dan suami dpertemukan oleh Allah lewat perantara seorang psikolog bernama bu diana. waktu itu tahun 2010 di bulan maret saya di panggil ke ruang psikolog. waktu itu saya gak pikir macam2 karena guru d sekolahku kadang emang suka dpanggil oleh psikolog buat ngobrol2 tentang perkembangan anak murid (saya mengejar di satu preschool di daerah cipinang muara). saya kira, saya mau ditanya tentang anak murid si a dan si B.

ternyata.... di luar dugaan bu diana mengajukan tanya: "bu tanty, serius udh pengen dan siap menikah?" (pernah di suatu forum sambil becanda saya bilang udh pengen nikah nih. hehehe.. saya dan teman2 emang suka becanda. asyik sekali formasi guru2 di preschool tempat saya mengajar. kami dekat sudah layaknya saudara apalagi saya anak rantau senang sekali bisa nyasar di tempat ini. rekan kerja yg baik, kepsek yg perhatian, psikolog yang no profile, penjaga sekolah yang seru, dll)

kaget dan senang mendengar pertanyaan ini (saya udh bs nebak arahnya nih. hihihi..)
saya jawab pendek: "udah," dengan intonasi tidak menyakinkan.
bu diana: "orang tua gimana?"
saya: orang tua insya allah mengijinkan walapun sebenarnya mereka mengharapkan saya selesai kuliah dulu"
bu diana: begini bu tanty, ada ikhwan nih yang siap dan sedang mencari juga. kira2 bu tanty siap tidak?"
saya: (diam)
bu diana: ikhwannya masih kuliah juga, tp memang sedang bermasalah nih kuliahnya dan dia butuh seorang motivator yang bs memotivasinya.
saya: (waduh)
bu diana: ayahnya sudah tidak ada, tinggal bersama ibunya dan kakaknya yg belum menikah. bagaimana?
saya: yaa....
bu diana: gini aja deh, saya kasih bu tanty waktu untuk berfikir sampai hari jumat. kalau bu tanty memang siap, saya tunggu plus biodatanya ya.
saya: (diam)
bu diana: jodoh itu kan rahasia allah bu tanty. saya cuma berusaha membantu. hasil akhirnya Allah yang menentukan.

kira2 begitulah percakapan saya dan psikolog sekolahku itu.
singkat cerita jumat pun datang. dan saya tidak siap dengan biodata saya.
apa saya tidak siap??? tidak!! SAYA SIAP! tapi saya belum menyiapkan biodata. hehehe.. blm dketik euy.. maklum dulu blm ada notbuk inih. masa mu ngetik dan print biadata ta'aruf d rental, malu dong sama abnag rentalnya. hehehehe...

lalu, hari selanjutnya saya ikut ngetik di laptop temen (namanya Sari, temen satu jurusan. tks sari...)
hari berikutnya lagi saya serahkan biodata itu sama ibu psikolog (waktu itu bln april)
bu diana menerima biodata saya sambil berpesan.
bu diana: "sambil menunggu biodata ikhwannya, bu tanty banyak2in berdoa aja dl sama Allah memohon yang terbaik."
saya: "mmmmm" (dengan anggukan kepala, sambil harap2 cemas :)

waktu berlalu, bulan april sudah lewat..
tapi blm ada biodata ikhwan yg datang
hehehe
biasa aja sih nyantai, tp kok blm ada yah, keenankan ikhwannya dong. terlalu lama pegang biodata aku, di situ kan ada foto aku. huhh jadi takut di apa2in tuh foto :) bukan apa2, klw dipajang di tembok sih gpp, tp klw di taro di kolong dapur buat nakut2in tikus. apa jadinya?? (padahal foto itu foto tercantik yg aku punya, hihihi..)

bulan mei datang.. aku sambut dengan senang
gak rugi juga menyambut bulan ini dengan ceria... karena aku mendapatkan kado istimewa ;)
jrengg.. jrenggg.. jrengg... dua lembar biodata dalam amplop coklat ukuran kuarto!
wuihhh.. ada fotonya juga. bu diana yg mengeluarkan foto itu, ini foto keluarganya (saya disuruh nebak sendiri kira2 orangnya yg mana)
saya: "ini ya bu," (ihhh kok gak cakep ya:(
bu diana: (angguk kepala)
saya: (kecewa) hhihiii..
gak susah nebak, ikhwan itu di antara keluarganya, soalnya cm ada 3 laki2 disana. satu udh tua (yaa pasti alm. bapaknya) yg satu lg deket anak kecil dan posisinya berdiri, yg satunya lagi posisinya jongkok (ahhh, yg jadi adik biasanya suruh ngalah nih. si kakak pasti yg "lebih tinggi" (posisi berdiri) dan sang adik "yg lebih rendah" (posisi jongkok). jadi aku nebak dia mungkin yg posisi jongkok. ehh, ternyta tebakanku bener :) ahh, tapi gak ganteng :(

bu diana: "bu tanty, boleh bawa dulu fotonya sambil dpelajari biodatanya. nanti klw sdh ada jawaban dari bu tanty kabari saya ya."
saya: "iya, makasih bu.." (tp gak ganteng. heheheh..)

cerita selanjutnya saya lupa bagaimana saya dan dia akhirnya sampai juga dipertemuan (dpertemukan antara saya dan dia untuk pertama kalinya di rumah murrobi saya/ guru)
di sepanjang perjalanan ini, saya trs berusaha mencari "siapa dia sebenarnya"
saya tanya2 bu diana (bagaimana orangnya/ karakternya). saya tanya pendapat murrobi saya, saya curhat sm temen saya. dan alhamdulillah saya tidak salah memilih teman curhat karena ternyata teman curhat saya ini mengenal si ikhwan :) bagus!! ini kesempatan untuk tanya2 ttg dia. hahaha...

banyak info, jadi simpang siur...
apalagi ketika saya mencoba mencari tau siapa dia lewat dunia maya. hikksss.. hikkssss..
jadi semakin bimbang karena jujur info2 dari dunia maya itu mengecewakan saya ( dia tdk seperti yg saya harapkan)

kembali ke ibu psikolog, yang menanyakan bagaimana kelanjutannya..
saya jadi curhat deh, setelah memberi masukan dan pandanngan ibu psikolog menyerahkan keputusannya pada saya. solat istikhoroh, itu saran ibu psikolog pada saya.

solat istikhoroh dilaksanakan, tapi kemantapan blm juga datang
tapi keputusan hrs cepat diberikan. proses ini tidak bs trs menggantung...
ahh, dgn mengucap bismillah saya jawab lanjut untuk proses lbh jauh lagi (datang ke orang tua) meskipun info dari dunia maya mengecewakan saya. ahh, tapi berbekal, si ikhwan adalah kenalan bu psikolog yg baik, saya berusaha untuk menyakini bahwa dia juga orang yg baik. bukankah ada hadits yang mengatakan, klw mau tau dia siapa dan bagaimana lihat saja temannya, begitulah kira2 maksud pesan hadits yg saya tau.

to be continue..

Kamis, 17 November 2011

penderitaan adalah...

(kelanjutan tulisan yang berjudul, kebahagiaan adalah...)

sayangku, penderitaan bagiku adalah...
... disaat kamu berleha2 dengan waktumu
... disaat kamu terlihat tidak serius dengan masa depanmu (masa depanmu masa depanku juga, cinta. maka dari itu aku tidak suka jika kau masih tidak serius dalam menjalani ikhtiar hari ini untuk hari esok kita)
... disaat kamu mengeluh dengan banyaknya pekerjaanmu (tp gak pernah kok, alhamdulillah)
... disaat kamu mudah menyerah dengan apa yang belum kamu usahakan
... disaat kita lalai dalam shalat subuh kita
... disaat kita lalai dalam shalat subih kita
... disaat kita lalai dalam shalat subuh kita

Yaa Allah, sepadat apapun aktifitas kami, bantu kami agar kami tetap istiqomah djalanMu
Yaa Allah, selonggar apapun aktifitas kami, bantu kami agar tetap istiqomah dijalanMu
Yaa Allah, sesulit apapun kehidupan kami, bantu kami agar kami bisa tetap istiqomah dijalanMu
Yaa Allah, semudah apapun kehidupan kami, bantu kami agar kami bisa tetap istiqomah dijalanMu
Yaa Allah bagaimanapun kehidupan kami, bantu kami agar kami bisa tetap istiqomah di jalanmu
Yaa Allah, bagaimanapun kehidupan kami, bantu kami. agar hal itu tidak menjauhkan kami dari MU..
Amiin Yaa Robba'alamin..

kebahagiaan adalah...

kebahagiaan itu milik kita
hanya kita yang tahu apakah kita bahagia atau tidak
meskipun (mungkin) rekan sekitar melihat kita masih kekurangan secara materi
percayalah sayang
itu tidak membuatku merasa menderita menemukanmu

percayalah,
penderitaan bagiku bukan terletak pada materi yang belum kita miliki dan
kebahagiaan bukan terletak pada kelengkapan materi yang harus dimiliki
ketika ada seorang rekan yang berbicara, "kasian juga ya bay, suamimu kalau lg musim sea games gini gak nonton TV, gak bs ikutan ngobrol, cowok kan biasanya obrolannya bola, indonesia udh berapa nih....." begitulah kurang lebih.
ahhhh, sayangku percayalah itu bagiku bukan suatu penderitaan.
aku bilang pada temanku,
"walaupun gak nonton kan, infonya msh bs dliat d internet bu.. suamiku gak pnah ktingalan info kok" :))
gak ikutan nonton sea ganes, biasa aja kali
walaupun fasilitas itu ada, blm tentu yg kita liat acara sea games
karena aku gak suka acara olah raga. hehehehe
dan suamiku pasti ikutin aku;)) mengalah untuk istrinya tercinta.

suamiku, bagiku....
kebahagiaan adalah di saat aku bersamamu
kebahagiaan adalah di saat kamu setia kepadaku
kebahagiaan adalah di saat kau dgn romantis mengecup keningku
kebahagiaan adalah di saat kau dgn penuh kasih, membelai perutku (calon bayi kita)...
kebahagiaan adalah di saat kau tetap tersenyum ketika pulang dari padatnya aktifitasmu
kebahagiaan adalah di saat kau mengajakku shalat bersama
kebahagiaan adalah di saat melihatmu membuka mushaf dan membacanya dgn merdu
kebahagiaan adalah di saat menerima kenyataan betapa konsistennya kamu dengan aktfts halaqohmu
kebahagiaan adalah di saat menerima kenyataan betapa lembutnya sikapmu terhadapku

ketahuilah suamiku, tidak semua suami mampu sepertimu
suami yang bisa meladeni kemanjaan istri
suami yang tidak pernah bosan mendengarkan istri
suami yang bisa di ajak kerjasama dalam tugas rumah tangga
suami yang tidak pernah mencela istri dalam menjalankan perannya
aku tidak pernah lupa, dengan pujianmu setiap menerima hasil masakanku..
kamu selalu bilang
... enak
... luar biasa
... mantap
... ehmmm dahsyat
... ehmmm meleleh di mulut
:)) padahal aku rasa masakanku biasa saja, sederhana dan tidak pernah ada bumbu2 lain yg aku pakai selain cabe dan bawang:)

cinta, aku sungguh bersyukur bisa bertemu denganmu
cinta, aku mencintamu karena Allah
karena kau suamiku

Senin, 14 November 2011

seri.. dibelakang pria hebat pasti ada wanita hebat (4)

PERAN IBU DIBALIK KESUKSESAN IMAM SYAFI'I
“Jangan hanya melihat kecerdasan Imam Syafi’i, tapi lihat dahulu siapa ibunya”. Mari kita dalami sedikit kata-kata indah ini. Bahwa ibu memang bisa memainkan peran sangat besar dalam mendidik seorang anak. Dengan kelembutan, kekuatan iman, kasih sayang, cara pandang yang benar, dan ketegasannya, ibu mampu membentuk manusia-manusia yang berkepribadian kuat, tangguh, tidak cengeng, dan tahan banting.
Imam Syafi’i rahimahullah telah yatim sejak bayi. Kehidupan ekonominya sangat sulit, tapi itu tidak membuat ibunda Imam Syafi’i menyerah untuk tetap memelihara dan mendidik anaknya. Meski ditinggal wafat suaminya, beliau tetap tegar. Beliau bertekad menjaga amanah yang ditinggalkan suaminya yang bukan berupa harta benda melainkan amanah anak. Dengan keterbatasan ekonomi yang dialaminya, beliau tetap menyusun rencana besarnya. Beliau memutuskan Syafi’i harus ke Mekkah menyambung nasab Quraisy Syafi’i kecil dan berguru dengan para ulama di Masjidil Haram Makkah dan Madinah.
Tak sekedar rencana, usia 2 tahun, ibunda Syafi’i memboyong Syafi’i keluar dari negerinya, untuk kebesaran anaknya, ke Makkah. Dari sanalah, tahap demi tahap perjalanan hidup Syafi’i menjadi luar biasa. Kelak beliau tak saja dikenal sebagai ahli fiqh tetapi juga ahli sastra dengan kumpulan puisi gubahannya. Beliaupun telah mampu menghapal Al Qur’an sejak usia 7 tahun. Hingga beliau berangkat untuk melanjutkan perjalanan ilmunya di Madinah berguru kepada guru besar Madinah, Imam Malik.
Begitulah ibunda yang telah melahirkan seorang imam besar yang perannya selalu dikenang hingga hari akhir.
Sumber : Persembahan Cinta Istri Hasan Al Banna
http://www.aisyaavicenna.com/2010/06/selalu-ada-perempuan-hebat-di-belakang.html

*cari buku nya yukk....