Jumat, 31 Desember 2010

KONSEP TAKDIR DAN DOSA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Ustadz Sigit yang dirahmati Allah, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan yang cukup mengganjal saya.

Yang pertama adalah mengenai takdir. Menurut buku yang saya baca takdir adalah “Segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah untuk mahluk-Nya.” Semua yang berada di bumi, langit serta isinya di ciptakan oleh Allah. Dan seiring dengan penciptaan mereka, Allah juga telah memberikan suatu aturan, lakon atau cerita untuk diri mereka masing-masing. Dan cerita inilah menurut buku yang saya baca disebut takdir. (QS. Al Qamar : 49). Cerita manusia dari lahir sampai dia diakhirat nanti telah Allah tentukan sedit-detilnya, dan dicatat dalam kitab Lauhul Mahfudz. Dan segala sesuatu telah ditentukan oleh takdir apakah dia akan berperan sebagai Raja, Sopir, atau bahkan penjahat sekalipun. (QS. Al Hijr : 21). Dan takdir yang telah ditentukan Allah tidak dapat diubah lagi sampai hari kiamat nanti (QS. Faathir : 43). Jadi semua tingkah laku kita sudah “diprogram” oleh Allah, bahkan sedetik kemudian langkah kita akan berlaku apa sudah ditentukan Allah, bahkan jauh sebelum kita diciptakan oleh Allah (QS. Al Hadiid : 22 – 23) . (Buku : Ya Allah, Tolong Aku Karya A.K penerbit Quanta Hal 140-153). Namun saya pernah berkonsultasi dengan seorang aktifitis Islam, bahwa ada takdir yang telah ditetapkan oleh Allah dan tidak bisa diubah seperti sakit, kematian, kita lahir sebagai seorang perempuan atau laki-laki, dan ada juga takdir yang Allah yang tidak tidak punya kewenangan dalam menentukannya, karena merupakan pilihan kita sebagai manusia, seperti contohnya sebagai perempuan bila dia memilih untuk tidak berjilbab adalah pilihan dia, bukan takdir dari Allah, jika seseorang merampok adalah pilihan dia dan bukan takdir dari Allah. Dan saya juga pernah bertanya tentang takdir oleh seorang guru ngaji di masjid tempat saya mengaji kurang lebih pengertian takdir adalah seperti yang saya baca dibuku yang saya sebutkan diatas. Yang menjadi pertanyaan saya adalah bagaimana mengenai konsep takdir yang diajarkan Rasulullah SAW yang sebenarnya.

Pertanyaan yang kedua adalah bahwa masih ada kaitannya dengan takdir, saya membaca di artikel Eramuslim, bahwa yang sudah ditentukan oleh Allah adalah rejeki dan maut, sedangkan jodoh adalah pilihan kita sendiri, bukan Allah yang menentukan. Jika benar jodoh bukan Allah yang menentukan mengapa saya tidak bisa menikah dengan pria pilihan saya ? Mengapa artikel seperti itu bisa ditampilkan di Eramuslim yang sejatinya sebagai media pencerahan bagi umat Islam.

Pertanyaan yang ketiga bagaimana hukumnya bagi seorang perempuan yang berjilbab syar’i kemudian melepasnya hanya karena alasan ekonomi (karena takut susah dapat kerja) kemudian berjilbab setelah bekerja, namun ketika berhenti kerja buka jilbab lagi, dan ketika sudah bekerja berjilbab lagi, begitu terus sampai lebih dari 3 kali kejadian. Apakah dia termasuk orang yang fasik? Bagaimana agar tetap istiqomah di jalan Allah?

Pertanyaan yang ke empat orang kafir adalah jelas penghuni neraka jahanam dan mereka kekal selama-lamanya di neraka. Bagaimana dengan orang munafik, fasik, musyrik? Apakah mereka kekal dineraka selama-lamanya atau hanya sementara saja?

Pertanyaan ke lima bagaimana harta yang di dapat dari bekerja dengan menggunakan ijazah palsu (lulus SMU mengaku S1). Untuk mendapatkan penghasilan itu dia bekerja selayaknya karyawan kantoran umumnya, hanya saja ijazah dan referensi kerjanya palsu.

Demikian pertanyaan saya ustadz. Mohon maaf jika terlalu banyak. Semoga pencerahan dari ustadz dapat menambah iman saya pada Allah.

Arum

Jawaban

Wa'alaikumussalam Wr. Wb.

Saudari Arum yang dimuliakan Allah SWT.

Pengertian Taqdir

Takdir Allah terhadap segala sesuatu mencakup peneguhan terhadap beberapa hakikat berikut :

1. Mengimani bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu sebelum terjadinya sebagaimana diri-Nya mengetahui hal itu setelah terjadinya. Allah mengetahui sesuatu yang belum terjadi, tengah terjadi dan akan terjadi dan tidaklah ada sesuatu yang tidak diketahui-Nya baik yang kecil maupun besar, sebagaimana firman Allah SWT :

ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِن ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Artinya : “Dan tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yunus [10] : 61)

2. Mengimani bahwa Allah swt telah menuliskan segala sesuatu di “Lauh Mahfuzh” sebelum Dia swt menciptakan langit dan bumi.

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya : “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al Hadid [57] : 22)

3. Mengimani bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini adalah kehendak Allah swt. Tidak ada suatu kebaikan maupun keburukan kecuali dengan kehendak-Nya.

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

Artinya : “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Insaan [76] : 30)

4. Mengimani bahwa segala sesuatu di alam ini adalah ciptaan Allah SWT dan hasil dari ketetapan-Nya.

قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

Artinya : Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa."(QS. Ar-Ra'ad [13] : 16)

Segala sesuatu yang terjadi di alam ini adalah kehendak Allah swt, baik itu perkataan maupun perbuatan, pergerakan maupun berhenti, kondisi maupun keadaaan, baik maupun buruk seseorang. Namun demikian Allah SWT bersifat adil, Dia tidak akan menyesatkan orang yang berhak mendapatkan petunjuk atau sebaliknya. Kemudian setiap hamba-Nya pun diberikan kehendak dan pilihan untuk menentukan perbuatan-perbuatannya sendiri, sebagaimana firman-Nya :

لِمَن شَاءَ مِنكُمْ أَن يَسْتَقِيمَ

Artinya : “(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang berkehendak menempuh jalan yang lurus.” (QS. At Takwir [81] : 28)

Dan semua kehendak manusia itu tidaklah keluar dari kehendak dan takdir Allah SWT. Untuk itu Allah SWT telah memberikan kepada hamba-hamba-Nya akal untuk bisa membedakan mana yang baik dan buruk serta untuk bisa menentukan pilihan apakah sesuatu itu dilakukan atau tidak.

Didalam kitab “Al Bayan Fii Arkanil Iman” disebutkan bahwa ketetapan Allah terhadap manusia bisa dibagi menjadi dua :

Pertama : perkara-perkara yang manusia tidak memiliki kehendak dan pilihan didalamnya, seperti : keberadaan atau ketidakberadaan, tinggi atau pendek, pintar atau bodoh, sehat atau sakit, kehidupan atau kematiannya dan lainnya. Dalam hal ini manusia tidaklah dikenakan pahala maupun siksa.

Kedua : Perkara-perkara yang menjadi takdir Allah sebelumnya sesuai dengan ilmu dan hikmah Allah swt namun didalamnya terdapat sebab, perbuatan, keinginan dan kehendak manusia, seperti : makan, munum, berpakaian atau hal-hal mubah (dibolehkan) lainnya atau seperti : shalat, infak, jihad atau hal-hal taat lainnya, seperti : berzina, mencuri, minum khamr atau hal-hal yang diharamkan lainnya. Perbuatan-perbuatan ini —macam kedua— terjadi sesuai dengan ilmu, tulisan, kehendak dan ketetapan Allah swt dan manusia diberikan pahala atas kebaikan yang dilakukannya dan diberikan sangsi atas keburukan yang dilakukannya. Seorang mukmin berkeyakinan bahwa seluruh perbuatan hamba baik yang berupa pilihan maupun paksaan terjadi dengan keinginan Allah dan takdirnya sejak di azali dan dibawah pengetahuan-Nya sebelum terjadinya. (Al Bayan, hal. 415 – 416)

Dengan demikian seorang wanita yang melepas jilbabnya atau seorang yang melakukan perampokan merupakan takdir Allah SWT karena tidaklah ada sesuatu yang terjadi di alam ini, apakah ia berupa kebaikan atau keburukan kecuali itu semua adalah takdir, ketetapan dan kehenda Allah SWT. Namun dalam hal ini orang itu diberikan sangsi atas perbuatannya itu dikarenakan kehendaknya memilih melepaskan jilbab atau melakukan perampokan padahal akalnya telah mengetahui bahwa mengenakan jilbab adalah kewajiban dan merampok adalah perbuatan yang dilarang dan merugikan orang lain.

Demikian pula dengan jodoh adalah takdir Allah SWT, apakah seorang wanita menikah dengan pria pilihannya atau pilihan orang tuanya, atau dirinya tidak menikah atau menikah dengan seseorang kemudian bercerai dan menikah lagi dengan pria lain, atau menikah dengan seorang pria kemudian bercerai dan tidak menikah lagi.

Diwajibkan bagi seorang mukmin untuk mengimani hikmah Allah SWT di dalam takdir-takdir-Nya. Dia swt memiliki hikmah yang tepat pada segala sesuatu yang terjadi di alam ini baik yang dapat fahami maupun tidak oleh akal manusia. Akan tetapi banyak diantara hikmah-hikmah Allah swt itu tidak bisa difahami oleh akal manusia. Karena itu diwajibkan bagi manusia untuk berserah diri kepada Allah swt dan ini merupakan bagian dari keimanan terhadap kesempurnaan hikmah-Nya dan tidak boleh menentangnya terhadap aturan maupun takdir-Nya.

Melepas Jilbab Karena Alasan Ekonomi

Tidak selayaknya bagi seorang muslimah yang telah mengenakan jilbab kemudian melepasnya hanya karena alasan ekonomi atau tuntutan pekerjaan karena hal ini termasuk melanggar perintah Allah SWT.

ا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab [33] : 59)

Tidak sepatutnya dirinya melakukan pelanggaran demikian hanya karena tuntutan ekonomi dan atau untuk menambah rezekinya karena sesungguhnya rezekinya, banyak atau sedikit penghasilannya telah ditetapkan dan dituliskan Allah di Lauh Mahfuzh-Nya.

Perbuatan menanggalkan jilbab sementara dirinya tetap meyakini kewajibannya bisa termasuk dalam perbuatan fasik karena pengertian fasik adalah keluar dari ketaatan kepada Allah swt. Diharuskan baginya untuk segera bertaubat kepada Allah swt dan mengenakan kembali jilbabnya serta bertawakal kepada Allah SWT atas rezekinya.

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ

Artinya : “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq [65] : 2-3)

Adapun hal-hal yang bisa menjadikan seseorang tetap istiqamah diatas jalan dan ketaatan kepada-Nya adalah memperbanyak ilmu pengetahuan agamanya demi meningkatkan keimanannya kepada Allah swt serta mencari lingkungan atau teman-teman dari kalangan orang-orang shaleh yang takut kepada Allah swt.

Apakah Orang Fasik, Musyrik dan Munafik Kekal di Neraka?

Diantara pokok-pokok ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah moderat di dalam nama-nama iman dan agama. Di dalam nama-nama iman dan agama kita dapati beberapa kelompok yang berbeda, yaitu: Mu’tazilah dan Khawarij di satu sisi serta Murji’ah di sisi lainnya. Muta’zilah dan Khawarij mengatakan, “Sesungguhnya seseorang apabila berzina maka dia telah keluar dari keimanan dan tidaklah menjadi mukmin...” Sedangkan Murji’ah mengatakan yang sebaliknya, “Sesungguhnya seseorang walaupun dirinya berzina atau mencuri maka dia tetaplah mukmin yang sempurna keimanannya, keimanannya seperti keimanan orang yang paling taat kepada Allah.” Sementara Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengatakan, “Apabila seseorang berzina atau mencuri maka ia adalah seorang mukmin yang kurang keimanannya atau mukmin dengan keimanannya dan fasik dengan dosa besarnya.”

Kemudian juga moderat di dalam hukum—di dalam hukum terhadap manusia atas perbuatannya, apa yang akan menimpanya jika dirinya melakukan perbuatan dosa besar. Mu’tazilah dan Khawarij mengatakan, “Sesungguhnya orang itu kekal di neraka bersama dengan orang-orang munafik, Abu Jahl, Abu Lahab dan selain mereka.” Sementara Murji’ah mengatakan, “Tidak, bahkan setiap pelaku dosa besar tidaklah kekal di neraka selama-lamanya dan ini tidak mungkin.” Sementara itu Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengatakan, “Sesungguhnya dia berhak mendapatkan siksa dan bisa saja Allah mengampuninya.” (Liqo’at al Bab al Maftuh juz 45 hal 19)

Dengan demikian seorang yang meninggal diatas agama islam tidaklah kekal di dalam neraka betapa pun besar dosa yang dilakukannya, dan bisa jadi dirinya masuk neraka sesuai dengan dosa-dosa yang dilakukannya dan jika Allah berkehendak maka dirinya akan mendapatkan ampunan dari-Nya.

Imam Bukhori meriwayatkan dari 'Ubadah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak kecuali Allah satu-satunya dengan tidak menyekutukan-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya dan (bersaksi) bahwa 'Isa adalah hamba Allah, utusan-Nya dan firman-Nya yang Allah berikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan surga adalah haq (benar adanya), dan neraka adalah haq, maka Allah akan memasukkan orang itu ke dalam surga betapapun keadaan amalnya."

Adapun terhadap dosa syirik maka para ulama membagi menjadi dua macam :

  1. Syirik Kecil, seperti : riya, bersumpah dengan selain Allah swt maka tidaklah menyebabkan dirinya kekal di neraka dan tidaklah menghapuskan amal-amalnya akan tetapi perbuatan tersebut termasuk yang diharamkan sepertihalnya dosa-dosa besar bahkan lebih berat dari dosa-dosa besar akan tetapi tidak menyebabkannya kekal di neraka, demikian menurut Syeikh Ibn Baaz.
  2. Berbeda dengan Syirik Kecil maka pelaku Syirik Besar, seperti : menyembah selain Allah swt dapat mengeluarkannya dari islam, kekal di neraka dan menghapuskan amal-amalnya.

Sedangkan nifak atau kemunafikan pun dibagi menjadi dua macam :

  1. Nifak Amali, seperti : berdusta jika berbicara, berkhianat, menyalahi janji, bermalas-malasan dalam shalat tidaklah menyebabkan pelakunya keluar dari islam dan tidak menyebabkan dirinya kekal di neraka.
  2. Berbeda dengan Nifak Amali maka Nifak Itiqadiy, seperti : mendustakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mendustakan sebagian yang dibawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, membenci Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dapat mengeluarkan pelakunya dari islam dan menyebabkannya kekal di neraka.

Penghasilan Dari Ijazah Palsu

Seorang yang melamar pekerjaan dengan menggunakan ijazah palsu berarti dirinya telah melakukan suatu kecurangan (penipuan) yang diharamkan agama, berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Dan barangsiapa menipu kami, maka dia bukan golongan kami."

Markaz al Fatwa didalam fatwanya No. 51544 menyebutkan bahwa apabila seseorang mendapatkan pekerjaannya dengan menggunakan ijazah palsu kemudian dirinya profesional didalam amalnya itu maka tidaklah ada kesempitan baginya terhadap gaji yang didapat darinya selama dirinya menunaikan pekerjaannya itu sesuai dengan yang diinginkan (instansinya) dan diharuskan baginya untuk bertaubat kepada Allah terhadap perbuatan curangnya itu.

Wallahu A’lam.

Judul : KONSEP TAKDIR DAN DOSA

Sumber : http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/konsep-takdir-yang-benar.htm

Jumat, 24 Desember 2010

Susi dan Tanty

sms yang sama aku kirim untuk susi
apa yg s suka &tdk suka dari t?
(terkirim)

balasan diterima
begini jawaban s:

s suka t setia.. setia jadi teman s meski cm smsan
suka dengan keterbukaan t meski mungkin jg byk privasinya..
s juga suka t orangnya cuek..
maksudnya bisa jd diri sendiri palagi kl pas maju kdpn wkt kul dulu

lha s? trs yg gak suka apa?

**susi itu sahabat waktu dulu dipendidikan kanak-kanak
kebersamaan dengan s cuma setahun (04 - 05)
berarti udah hampir 6 tahun, kita gak ketemu
kangen rasanya...
tapi mu gimana,
s jauh banget!!!!
barabai--kalimantan selatan

Ani dan Tanty

apa yang ani suka & tidak suka dari t?
(sms dikirim)

(jawaban diterima)
suka dari t:
lucu
cuek
supel
bs jd tmn curhat
aneh kadang2

gak suka dari t:
suka ngegampangin tugas terutama kuliah
bikin repot bagi ani,
t sahabat yg datang pada saat yg tepat.. jd,, baik atw buruknya t, gak pernah ani pikirin..

Responku
(ketawa) huaahahahaha..
jawaban yg super ani
jawaban dterima:))

ani adalah sahabat yg suka nyama-nyamain aku sama sule
katanya aku kaya sule
ihh.. dasar ani, masa t disama-samain kaya sule
tapi kata ani, "lucu nya t!!!"
wekwkekeekk..
masa iya kelucuanku disetarakan sama komedian no 1 di OVJ!!!!
oh my god!!!
terharu sekali
kaya baru dapet award, trz t jalan di karpet merah
trz, seluruh penonton tepuk tangan buat t
hahahahaha..
ngarang bin ngayal

pokoknya, ani juga sahabat
diluar semua yg t suka dan tidak suka dari ani
ani adalah sahabat
baik
baik
dan baik

thanks buat semuanya ya ni,
padahal tau gak seh, kita kan harusnya udah kenal sejak tahun 2004
tapi baru dekat pas di PLB
takdir Allah baru mendekatkan hati kita saat ini

waktu di pendidikan taman kanak-kanak
kita punya teman masing2 dan aku cuma kenal wajah ani tp gak tau nama ani
hehehe
beda kelas dan beda gelombang

ok cinta
matur nuhun buat semua kebersamaan kita
semoga kita bahagia selalu

**hidup itu anugerah
maka berbahagialah:))

Rabu, 22 Desember 2010

02.20

gak bisa tidur juga
padahal kepala udah pusing pengen tidur
tapi mata gak bisa merem

gak bisa tidur,
pasti besok kepala pusing (biasanya gitu)
klw kurang tidur, yang terjadi adalah
kepala pusing
gak fresh
penet, empet, trs mampet deh... hehehe
klw otak udah mampet mana mungkin bisa kerja
lha otaknya aja mampet
otak itu kan kaya mesin yah,,??
iya gak seh?
bukannya mesinnya itu hati?
bukan!! klw hati itu adalah bensinnya
hehehehe... ngarang!!!!

gini- gini...
aku mu ceramah...
seperti hal nya tubuh kita yang perlu nutrisi
hati kita juga butuh..
biar sehat dan kebal dari penyakit2 yg membahayakan..
jadinya, rawatlah baik2 hati anda. ;)

**agar apapun yg terjadi, hati bisa menghadapinya:))
sehingga, semua bisa kembali baik:))


*iseng pas lagi susah tidur

Selasa, 21 Desember 2010

Semua Ada Akhirnya

jika hidup saja ada akhirnya
semua yang kita jalani juga pasti ada akhirnya

tugas yang menumpuk pasti ada habisnya
penat dengan dunia pasti ada ujungnya
susah pasti ada senangnya
bahagia pasti ada sedihnya
sendiri pasti ada ramenya
kena tegur pasti ada salahnya
kuliah gak kelar2 pasti ada kelarnya
hehehehe

(lagi nyemangatin diri sendiri)
semua ada ujungnya teman
jangan sedih
jangan penat
jangat stress
jangan depresi

tenang aja
santai
jangan jadi orang perfect
karena bakal capek sendiri
jalani dengan ringan
sesuai dengan kemampuan
bukan gak serius tapi sesuai dengan kemampuan
dan kita sendirilah yang lebih mengenal diri kita dibanding orang lain
sampai dimanakah kemampuan kita
jangan mendzolimi diri dengan memasang target dunia terlalu tinggi

Capaian sukses setiap orang berbeda
beranilah jadi orang yang beda
gak mesti sama
gak mesti seragam
gak mesti ikut2an

hhhhuuuiiiiffuhhh...
nikmati tugas2 yang menumpuk ini
sebelum semuanya berakhir
dan kita akan merindukan saat ini:))
kelak kita akan merindukan saat2 ini:))
maka nikmatilah hari ini
sesungguhnya waktu yang telah lewat tidak mungkin terulang kembali:))
ting..^_*
semangat DE!!!!!!!!!!

innallaha ma'ashobirin..
sesungguhnya Allah bersama orang2 yang bersabar..

Kamis, 16 Desember 2010

Dunia Maya Memesonakannya


Oleh Anung Umar

Ia seorang ikhwan yang iltizam terhadap din. Penghafal Al-Quran yang juga sangat bersemangat dalam mempelajari sunnah Nabi, mempraktekkannya dan mendakwahkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bolehlah sebut dia sebagai aktivis dakwah. Dengan cahaya ilmu dan amal yang menghiasi dirinya, maka tak bisa ditampik lagi, berbagai pujian pun mengalir untuknya. Keluarga, teman-teman dan orang yang mengenalnya memujinya. “Saleh” , “zuhud” , “alim” dan berbagai atribut sanjungan lainnya mereka sematkan untuknya.

Demikianlah keadaannya. Sampai ketika ia telah mengenal internet, di sinilah perubahan itu bermula. Ia yang walaupun latar belakangnya dari sekolah umum, namun sejak mengenal dakwah dan tarbiyah sudah mulai menjaga jarak dari lawan jenis, bahkan terputuslah komunikasi antaranya dengan lawan jenis, kecuali bila darurat atau ada hajat yang perlu ditunaikan. Tatkala ia membuka dan menjelajahi dunia maya, terkesiaplah ia. Ia melihat dunia baru yang belum pernah dikenalnya sebelumnya.

Ia terpana menyaksikan interaksi antara (sebagian) ikhwan dan akhwat di “dunia baru” ini. Kalau hubungan antara (sebagian) ikhwan dan akhwat terasa “dingin” di dunia nyata, namun di dunia maya, justru “kehangatan”lah yang terasa. Sekat yang selama ini membatasi pergaulan Ikhwan-akhwat dalam dunia nyata, seolah-olah tak teraba di dunia maya. Para ikhwan yang selama ini “kaku”, “jaim (jaga image)” di depan akhwat, begitu juga sebaliknya, namun di dunia maya semua itu seakan tinggal cerita. Yang ia saksikan justru “keramahan”: saling menyapa, canda dan curhat mesra. ”Pesona” seperti inilah yang ia saksikan hampir setiap hari di dunia maya. Terlihat “indah” memang. Namun, baginya “pesona” itu hanyalah kamuflase atau fatamorgana yang menipu. Ia tak menghiraukannya. Ia tetap istiqamah dalam ilmu dan amalnya.

Akan tetapi, betapapun jernihnya kaca, bila selalu terkena debu maka akan kusam pula akhirnya. Meskipun ia mengingkari “pesona” yang ada di depan matanya, namun ketika “pesona” itu berulang-ulang disaksikannya sehari-hari, tanpa disadari “pesona” itu meronai benaknya dan bergelayut di hatinya. Jadilah “pesona” itu seakan magnet yang menariknya untuk menghampiri dan menyambutnya. Maka tatkala luapan “pesona” itu telah tertambat kuat di hatinya dan membuncah di dadanya, tak sanggup lagilah ia untuk menjauhinya . Ia pun menghampiri blog-blog para akhwat demi “maslahat dakwah”. Ia buka chatting dengan lawan jenis untuk suatu tujuan yang namanya “hidayah”.

Tak dinyana, ada “kehangatan” tersendiri baginya ketika itu. Maka ia pun makin bersemangat memberikan faidah atau nasehat kepada lawan jenisnya melalui komentar di blog maupun chatting. Demikianlah seterusnya, nasihat demi nasihat selalu mengalir darinya. Setelah berlalu beberapa waktu dilanjutkan dengan “nasihat akrab”: nasihat dengan sedikit canda agar menghilangkan “kekakuan”. Demikian seterusnya. Sampai akhirnya ia mengunjungi blog-blog para akhwat dan chatting dengan mereka hanya sekedar untuk bercanda, mengisi waktu luang dan mengobati kejenuhan.

Tanpa terasa adab-adab berbicara terhadap lawan jenis makin dilalaikan. Ilmu dan amal yang selama ini dikerjakan mulai ditinggalkan. Akhirnya pikirannya dipenuhi dengan “pesona dakwah“ yang dijalankannya. Di hatinya tersemai rindu untuk bertemu dengan “mad’u”nya. Bila satu hari saja tidak memberi “nasehat”, kegalauan mengurung hatinya dan menyesakkan dadanya.

Tak terasa hafalan Al-Qurannya pun terganggu. Kekhusyukannya dalam membaca dan merenungi kitabullah pun mulai luntur. Hari demi hari berlalu terasa makin sulit baginya untuk mentadaburi ayat-ayat Al-Quran yang dibaca atau didengarnya. Ia tidak bisa lagi mencecap manisnya menyelami Al-Quran seperti sebelumnya.

Apa yang salah denganmu, ya akhi? Kenapa hatimu menjadi keras? Mana air mata yang dulu meleleh di wajahmu tatkala ayat-ayat Allah dilantunkan? Mana semangat beramalmu yang dulu membara tatkala hadits Nabi disebutkan? Apa penyebab semua ini, wahai saudaraku?

Internet! Itulah jawaban dari semua pertanyaan tadi. Kamu telah menjadi korban internet. Internet, chatting, facebook dan yang semisalnya telah menjauhkanmu dari cahaya hidayah!

Internet memang merupakan salah satu kenikmatan yang diberikan Allah kepada kita semua di zaman ini. Namun siapa yang menyangka jika kenikmatan ini bisa berubah menjadi kebinasaan tatkala melampaui batas-batas hukum-Nya atau digunakan untuk selain yang diridhai-Nya.

Tak ada yang salah seorang ikhwan ingin mendakwahi atau memberikan faidah kepada akhwat, begitu juga seorang akhwat ingin mendakwahi atau memberikan faidah kepada ikhwan. Namun apa faidah yang ingin kamu sampaikan jika ada “sesuatu” pada hatimu tatkala menasehatinya? Apa faidah yang ingin kamu sampaikan jika pikiranmu membayangkan sosoknya? Apakah kata-kata mesramu itu bisa menunjukkannya pada hidayah? Apakah candamu itu bisa mendekatkannya kepada Allah?

Betul, di zaman salafus saleh memang ada surat-menyurat antara pria dan wanita. Melalui surat, mereka saling menegur, menasehati, memenuhi kebutuhan yang perlu diselesaikan. Akan tetapi, sudahkah kamu menyamai mereka dari sisi ilmu dan ketakwaan? Apakah kamu telah meneladani mereka dalam menjaga adab-adab berbicara terhadap lawan jenismu? Apakah derajat ketakwaanmu telah menyamai mereka sehingga hatimu tak merasakan “apa-apa” tatkala menasihati “mad’u”mu?

Kalau jawabanmu belum, maka tutuplah “keindahan” dan “kerinduan” yang telah kamu rasakan ini. Gantilah itu dengan keindahan tangismu tatkala membaca ayat-ayat Rabbmu. Gantilah itu dengan kebahagiaan hatimu tatkala mempraktekkan sunnah Nabimu. Gantilah itu dengan kerinduanmu untuk bertemu dengan-Nya di akhirat kelak.

Kalau kamu merasa kebiasaan barumu itu sebagai sesuatu yang lumrah dan lazim, apalagi sampai menganggapnya sebagai sesuatu yang perlu diperjuangkan dan tidak semestinya dikekang, maka marilah kamu kami mandikan, kami kafankan, kami shalatkan, lalu kami kuburkan. Karena hatimu sudah beku, sekarat atau mati, meski masih bergerak jasadmu, masih menatap matamu,dan masih berbicara lisanmu. innaa lillahi wainnaa ilaihi raji'un…

Jakarta, 4 Muharram 1432/ 10 Desember 2010
anungumar.wordpress.com

http://anungumar.wordpress.com/2010/12/10/dunia-maya-memesonakannya/#comments

(tulisan dan alamat blog ini didapat dari kolom oase iman/ eramuslim.com)

**Aku setuju dan sepaham dengan isi tulisan ini.

Medincine of Futur


oleh: Setta SS

SHALAT lima waktu nggak nikmat. Baca Al-Qur’an ogah-ogahan. Shalat sunah terasa hambar. Puasa sunah, please nggak dulu deh! Membaca buku pelajaran, modul kuliah atau paper riset, malas banget. Apalagi mengerjakan tugas dan menyelesaikan proyek pekerjaan, bawaannya ngantuk mulu. Bahkan menulis diary sekalipun, bagi yang terbiasa menulis, beraaat men!

Kadang sempat terpikir juga: nggak usah berangkat ke sekolah, kampus, atau ke tempat kerja saja sekalian. Atau yang lagi banyak waktu luang, sudah dua tahun pakai toga tapi masih setia menjadi ‘pengacara’ … opst! ke kamar mandi juga malas. Kerjanya tidur, bangun, tidur, bangun, tidur, bangun, tidur. Lho, apa tuh maksudnya?

Artinya selesai shalat Isya langsung tidur, jam tiga dini hari bangun, matikan alarm jam/hp, tidur lagi, dengar azan Shubuh bangun lagi—beberapa detik, kemudian tidur lagi. Dan bangun lagi jam setengah enam lewat, shalat Shubuh pakai perangko kilat, setelah itu … tidur lagi (inginnya sih)! So, pas seorang eksekutif yang sedang melakukan perjalanan bisnisnya sudah menginjakkan kakinya di negeri Cina, ia masih setia melukis sebuah pulau impian di atas spring bed lusuhnya.

By the way tahu nggak sih, doi terkena penyakit apa? Virus merah jambu? Nggak juga tuh, wong dia sudah nikah kok! Katanya sih dia kena virus merah hati. Gini lho maksudnya.

Kondisi keimanan seorang muslim bisa diumpamakan bak gelombang air di lautan. Dalam satu hari, karena pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari terhadap bumi, air laut naik (pasang naik) di sepanjang pantai dua kali. Demikian juga air laut akan turun atau pasang surut dua kali dalam sehari. Keimanan seorang bisa juga diibaratkan layaknya satu noktah kecil yang ada pada permukaan roda pedati yang sedang berputar di sepanjang jalan mulus yang dilaluinya. Dalam satu putaran penuh, sekali ia akan ada di titik puncak dan di saat lain akan terperosok di dasar roda. Kondisi saat keimanan seseorang di titik terendah inilah yang sedang menimpa teman kita di atas. Fenomena ini yang biasa disebut futur.

Secara etimologis, futur berarti diam setelah giat dan lemah setelah semangat. Dalam terminologi Islam, futur adalah terjadinya gejala kevakuman dalam beragama dengan ditandai hilangnya semangat beribadah. Efek terburuk yang ditimbulkannya berupa inqitha (terputusnya aktivitas) setelah istimrar (kontinu). Sedangkan efek minimalnya adalah timbulnya sikap acuh, berkembangnya rasa malas, berlambat-lambat dan santai, dimana sikap tersebut datang setelah sikap giat bergerak.

Fenomena futur sebenarnya adalah masalah yang pasti hadir tanpa ada seorang pun yang dapat mengelak darinya. Mengenai hal ini, tersirat dalam sinyalemen Rasulullah Saw. dalam sebuah sabdanya, “Setiap amal itu ada masa semangat dan melemahnya.” (HR. Ahmad)

Jadi, kayaknya kita tidak usah merasa sebel bin bête kalau ada kawan karib kita yang bawaannya mutung mulu dan selalu bermuka asem saat ketemu. Meski kita sudah menyedekahkan senyum termanis bin narsis kita untuknya.

Sebab di lain waktu, sangat boleh jadi kitalah yang akan berada pada posisinya itu. Menjadi orang yang super menyebalkan sedunia!

***

APA saja penyebab futur?

Secara umum, ada banyak hal yang bisa menyebabkan kondisi keimanan seseorang menjadi down. Tenggelam dan hanyut dalam kemaksiatan, aktivitas kerja yang monoton dan kurang menantang, paper kuliah atau tugas sekolah yang menumpuk minta untuk segera diselesaikan, tuntutan pemenuhan biaya hidup yang semakin melambung dari hari ke hari, hubungan antarpersonal yang mengeruh, lingkungan keseharian yang tidak produktif dan santai, juga termasuk banyaknya waktu luang yang tak terisi dengan kegiatan positif. Adalah beberapa faktor dominan yang bisa menyebabkan futur.

Coba kita cermati saat-saat kita merasa jenuh dengan hari-hari yang kita lalui. Adakah salah satu dari item di atas yang menjadi biang keladinya?

Bagaimana solusinya?

Sesungguhnya ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengobati ‘penyakit’ yang satu ini. Tergantung kondisi masing-masing pribadi yang diserangnya.

Tips berikut ini beberapa di antaranya yang bisa kita coba praktekkan untuk mengobatinya.

Pertama, menjauhi kemaksiatan dan menjaga ketaatan.

Kemaksiatan akan menyebabkan hati menjadi kusam dan sangat kotor. Kemaksiatan menyebabkan seseorang semakin jauh dari hidayah dan apatis dalam hidupnya. Sebaliknya, menjaga ketaatan kepada Allah akan melahirkan energi tak terhingga untuk mengarungi hidup dengan penuh kesungguhan dan orientasi yang jelas. Baik untuk kehidupan dunia maupun bekal kembali ke kampung akhirat kelak.

Kedua, bahagiakan orang lain.

Melihat rona muka ceria dan tawa riang gembira orang lain karena kebaikan yang kita lakukan padanya adalah hal yang membahagiakan kita. Dan hal itu dapat kita raih hanya dengan melakukan hal-hal kecil untuk mereka.

Suatu sore, saya pernah mentraktir sepuluh orang lebih adik-adik TPA dengan membelikan mereka makanan kecil. Kami memakannya beramai-ramai sambil tertawa ceria. Hal itu sangat membahagiakan saya. Dan beban pikiran saya terangkat seketika.

Di lain waktu, saya membelikan pulsa dua puluh ribu untuk adik saya. Beberapa menit kemudian, adik saya sms, “Terima kasih, kakakku yang baik.” Padahal sebelumnya dia tidak pernah mengucapkannya. Seketika itu, saya tersenyum bahagia membayangkan wajah adik saya tersenyum manis kepada saya. Cobalah.

Ketiga, refreshing; yaitu mengalihkan sejenak pikiran kita dari aktivitas keseharian yang monoton.

Refreshing tidak berarti harus mengunjungi tempat-tempat wisata yang jauh dan indah. Tetapi bisa juga sekadar pergi ke sawah di belakang rumah; mencabuti rumput-rumput liar atau mencicipi makanan di dangau sambil menikmati sepoi angin dan mendengarkan cericit burung yang riang beterbangan di angkasa.

Memberi makan ikan-ikan di kolam, membaca kumpulan tulisan dengan tema-tema ringan tapi penuh ibrah di dalamnya, mencoba resep masakan baru bagi yang hobi memasak, mendengarkan nasyid yang membangkitkan semangat untuk berkarya, menonton film yang bisa memberi masukan positif—seperti film-film karya Harun Yahya, bermain bola/futsal, jogging, atau menata ulang komposisi kamar tidur, meja belajar dan ruang kerja kita.

Refreshing bisa juga berarti silaturahim ke rumah saudara sambil bersepeda ria. Atau bahkan sekadar mengirim sms dan menelfon keluarga dan sahabat yang jarang bertemu sambil bertukar kabar dan info terkini. Dan masih banyak lagi aktivitas ringan yang bisa menjadi sarana untuk memulihkan kondisi down yang kita alami.

Keempat, buat resolusi singkat untuk diri sendiri.

Resolusi bisa dengan kata-kata positif, namun bisa juga dengan kata-kata negatif yang bermuatan positif. Buat dengan huruf tebal, komposisi menarik, dan jelas terbaca. Kemudian pasang di cermin atau di meja belajar.

Misal, “Be SPIRIT, please! There are still a lot of CHANCES for you!” atau “Futur? Jontor, lu!” dan lain sebagainya.

Setiap kali membacanya insya Allah akan memberikan masukan positif bagi pikiran kita dan mengingatkan tentang berbagai akibat yang tidak menyenangkan jika kita terus berkompromi dengannya. Ingat bahwa penyesalan selalu datang di kemudian hari saat semuanya sudah terlanjur terjadi dan tak mungkin diulang kembali.

Buatlah resolusi yang berbeda setiap kali kita merasa resolusi pertama yang kita buat kurang optimal dan tidak membuahkan perubahan berarti pada keseharian kita.

Kelima, memperbarui program aktivitas pribadi.

Meninjau ulang jadwal aktivitas harian secara objektif dan menentukan susunan prioritas kegiatan yang akan dilakukan. Dengan memetakan kembali secara rinci tujuan-tujuan yang ingin kita capai dan membuat langkah-langkah pencapaiannya, akan memberi ruang lebih pada otak kita untuk berpikir lebih jernih dan sekaligus dapat meminimalkan resiko stress yang menyebabkan futur.

Keenam, buka mata buka telinga.

Cermatilah lingkungan sekitar kita. Ada pohon mangga yang berbuah lebat dan ranum. Tak jauh darinya, pohon rambutan sedang berbunga dan tak lama lagi akan memberikan buahnya yang manis dan banyak mengandung vitamin C. Di dalam sebuah pot mungil, melati putih menebarkan bau harumnya yang semerbak.

Lalu bertanyalah, “Apa yang telah aku sumbangkan untuk lingkungan sekitar? Apakah aku sudah lebih baik—bahkan sekadar dari pohon mangga, pohon rambutan, dan sekuntum mawar?”

Karena bukan hal yang mustahil jika kehadiran mereka jauh lebih berharga daripada keberadaan kita yang tidak melakukan apa-apa. Bukankah yang terbaik di antara kita adalah yang paling banyak manfaatnya bagi sesama? Dan predikat itu tidak mungkin kita raih jika kita hanya bermalas-malasan tanpa beraktivitas positif dan bernilai manfaat bagi orang-orang di sekitar kita. Karena hanya orang-orang yang memiliki nilai plus saja yang bisa bermanfaat bagi lingkungannya.

Ketujuh, ingatlah bahwa kelak kita akan dihisab sendiri-sendiri sesuai dengan apa yang kita perbuat dalam kehidupan ini.

Katakanlah, “Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat.” (QS. Saba’ [34] : 25).

Kita tentu tidak ingin melihat teman-teman sepermainan kita tertawa di surga, sementara kita sendiri dijebloskan ke jurang neraka. Karena timbangan kebaikan kita lebih sedikit daripada kesia-siaan yang dikerjakan. Sebab mereka jauh lebih banyak melakukan ketaatan daripada kita yang larut dalam kemalasan berkepanjangan.

Ya, ingatlah selalu bahwa kelak kita tidak akan dihisab secara berjamaah. Melainkan sendiri-sendiri sesuai dengan apa yang sudah kita perbuat di dunia ini.

Kedelapan, berdoa.

Memperbanyak membaca doa mohon perlindungan dari sifat malas sebagaimana doa yang diajarkan Rasulullah Saw.

Allahumma innii a’uudzubika minal hammi wal-hazan, wa a’uudzubika minal ‘ajzi wal-kasal, wa a’uudzubika minal jubni wal-bukhl, wa a’uudzubika min gholabatid-dayni wa qohrir-rijaal.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan ke-sedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dan dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan orang.

***

IBNUL Qoyyim Al-Jauziyah berkata, “Saat-saat futur bagi seseorang yang beramal adalah hal wajar yang harus terjadi. Selama ia tidak keluar dari amal-amal fardu dan tidak melakukan sesuatu yang diharamkan oleh Allah, diharapkan ketika pulih ia akan berada dalam kondisi yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.”

Kita harus berusaha agar saat kondisi futur menyerang tetap berada di jalan yang diridhai-Nya. Sehingga ketika sudah terlepas darinya, kita menjadi pribadi yang setingkat lebih baik dari kondisi kita sebelumnya.

Allahu a’lam bish-shawaab! (*)

Karangkandri 2o Maret 2oo6 11:o8 p.m -- Yogyakarta 13 Desember 2o1o 11:55 p.m

tanggal download: Kamis, 16 Desember 2010

http://www.eramuslim.com/oase-iman/setta-ss-medicine-of-futur.htm

Allah Yang Tahu Kapan Kita Siap

oleh: Fatimah Ali Salsabila

tanggal download: Kamis, 16 Desember 2010

Bismillahirrohmanirrohiim

Membicarakan pernikahan bagi kaum lajang memang terkadang menggelitik telinga, ada yang senyum senyum, malu malu, bahkan berlalu begitu saja (karena terlalu sering mendengar). Apalagi bagi muda mudi yang sudah masuk usia "matang" menikah...

Sudah sunnatulloh, Allah menciptakan yang namanya perasaan, termasuk perasaan untuk ingin disayang, dimanja dan diperhatikan.

Yup, perasaan cinta. Akan jauh lebih indah jika kita bisa mengaplikasikan rasa cinta yang sudah Allah anugerahkan kepada kita dapat disalurkan kepada orang yang tepat, yang memang sudah seharusnya kita cintai, seperti cinta kepada orang tua, cinta kepada anak, dan cinta kepada orang yang sudah halal untuk kita.

Jika melihat dari poin ketiga yaitu mencintai orang yang sudah halal untuk kita tentu tidak akan menjadi masalah besar bagi mereka yang telah diberikan kesempatan untuk menggenapkan setengah diennya, akan tetapi akan menjadi masalah jika rasa itu timbul sebelum waktunya.

Namun pernikahan begitu indah kudengar
Membuatku ingin segera melaksanakan
Namun bila kulihat aral melintang pukang
Hatiku selalu maju mundur dibuatnya

(Suara Persaudaraan)

Rasululloh SAW bersabda “Wahai sekalian para pemuda barang siapa diantara kalian telah mampu menikah, hendaklah menikah karena menikah lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yg belum mampu menikah hendaklah puasa karena puasa merupakan perisai baginya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Rasulullah SAW menasehati kita, para lajang, untuk yang sudah mampu maka hendaklah menikah dan yang belum mampu ya berpuasa. Simple, tidak bertele-tele, tidak penuh birokrasi yang ngejelimet, tinggal kita kaumnya untuk bisa mengaplikasikan. Jika toh memang merasa belum mampu, sambil berpuasa untuk menahan nafsu, kita juga bisa menyiapkan perbekalan-perbekalan yang cukup dan memadai untuk mengarungi kapal rumah tangga nantinya.

Beberapa orang berkata bahwa mereka sudah merasa sangat siap untuk menikah. Sudah merasa matang untuk dapat mengikuti sunnah Rasulullah SAW yang sangat disukai ini, menikah. Tapi sebenarnya tingkat kematangan tiap orang berbeda-beda, ada yang merasa secara batin dia siap, secara lahir walaupun dia masih kuliah akan tetapi tingkat keyakinan dan tanggung jawab yang tinggi untuk menikah besar, bisa kita lihat hasilnya, banyak ikhwan akhwat atau muda mudi yang masih dalam status kuliah "berani" melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, menikah! Barokalloh, barokalloh.

Tapi ada juga yang secara batin dan lahir dia merasa siap ternyata Alloh berkehendak lain, bahwa dia belum saatnya menyegerakan menggenapkan setengah dien ini. Karena rasa sayang Allah padanya, Allah mengisyaratkannya untuk mengumpulkan perbekalan perbekalan lebih baik lagi agar lebih siap nantinya jika saat yang tepat dan indah itu tiba. Maka, wajib bagi kita untuk selalu berprasangka baik kepada Allah, bahwa Alloh akan mentakdirkan kita bertemu dengan belahan jiwa kita pada saatnya kelak.

Bagi mereka yang pernah merasa gagal dalam berproses untuk menikah ini maka janganlah sedih mendalam dan berpatah hati. Memang wajar jika ada rasa sedih atau bahkan marah yang mampir di hati, sunnatullah, perasaan yang sudah Alloh berikan untuk kita, akan tetapi jangan sampai menyesali diri, bermuram durja berkepanjangan bahkan hingga mempertanyakan dimana kasih sayang dan keadilan dari Allah padanya (naudzubillahimindzalik) atau sampai melakukan bunuh diri (hiiiiiii, naudzubillahimindzalik).

Yakinlah, Alloh pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita, termasuk dalam hal jodoh ini. Alloh berfirman dalam Al-Qur’an surat An Nuur ayat 26 “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)...”

Bersabarlah saudara saudariku yang belum menikah, bersabarlah dengan kesabaran yang baik dan indah.

Insya Allah jika Allah sudah berkehendak, saatnya akan tiba, maka dari itu bersiaplah menyiapkan perbekalan itu semua dan berdo’alah, karena hanya Alloh lah yang tahu kapan kita siap untuk menikah.

http://www.eramuslim.com/oase-iman/fatimah-ali-salsabila-alloh-yang-tahu-kapan-kita-siap.htm

Kamis, 09 Desember 2010

Bagaimana CARA meraih kebahagiaan berumah tangga??

Jika ditulisanku sebelumnya, dibahas tentang syarat untuk meraih kebahagiaan berumah tangga. Sekarang kita akan membahas mengenai CARA nya.
Tentu syarat dan cara adalah 2 hal yang berbeda.

klw kamus bahasa indonesia bilang.
syarat berarti:
  1. janji
  2. segala sesuatu yang perlu atau harus ada (sedia, miliki, dsb)
  3. segala sesuatu yang perlu untuk menyampaikan suatu maksud
  4. ketentuan (peraturan, petunjuk) yang harus diindahkan dan dilakukan
sedangkan cara berarti:
  1. jalan (aturan, sistem) melakukan sesuatu
  2. gaya; ragam (seperti bentuk, corak)
  3. adat kebiasaan; perbuatan (kelakukan) yang sudah menjadi kebiasaan
  4. jalan yang harus ditempuh
Jadi, klw CARA itu lebih kepada jalan.. bagaimana supaya syarat itu terpenuhi.
Seperti yang pernah saya sebutkan ditulisan sebelumnya bahwa, ada 4 syarat kebahagiaan berumah tangga, yaitu:
  1. suami ridho dengan keadaan istri
  2. istri ridho dengan keadaan suami
  3. keluarga suami (terutama orang tua) ridho dengan keadaan istri dari anaknya (menantu)
  4. keluarga istri (terutama orang tua) ridho dengan suami dari anaknya (menantu)
pembahasan kali ini saya hanya akan menekankan bagaimana supaya point 3 dan 4 dapat terwujud.

diantara banyak cara, cara yang ingin saya bagi adalah
cara yang saya peroleh dari tulisan seorang teman di kolom oase iman- eramuslim

Sang penulis secara tersirat mengungkapkan bahwa
boleh2 saja menceritakan tentang suami kita kepada orag lain (teman, kerabat, saudara, orang tua, dsb). tapi ingat yang baik kita ceritakan, hanyalah hal2 yang baik2 saja.
jangan sampai kita menceritakan keburukan suami kita sendiri kepada orang lain (itu gak boleh, dengan dasar, istri adalah pakaian bagi suami, dan suami adalah pakaian bagi istri)

Nah persoalannya adalah, bagaimana jika kita (suami istri) sedang ada masalah??
apakah sama sekali tidak boleh menceritakan "keburukan suami/istri" kepada orang lain??
Jawabannya adalah:
Jika konteksnya adalah untuk mencari solusi, hal itu (menceritakan persoalan rumah tangga/ keburukan sifat/ sikap suami/ istri) tentu boleh2 saja. Namun, yang menjadi titik tekannya adalah "kepada siapa kita menceritakan hal itu?"

jawabannya adalah:
  • Jika suami dan istri bermasalah, maka JANGANlah seorang suami "mengadukan" keburukan sifat/ sikap buruk istri kepada orang tuanya sendiri. Justru akan lebih baik, jika suami menceritakan atau berkonsultasi kepada keluarga atau kerabat dari pihak istri, sehingga istri kita tetap dihargai keberadaannya ditengah2 keluarga suami.
  • begitupun sebaliknya, jika seorang istri bermasalah dengan suaminya, maka JANGANlah seorang istri "mengadukan" hal itu kepada orang tuanya sendiri. Justru alangkah akan lebih baik, jika istri berkonsultasi dan bercerita kepada pihak atau kerabat suami. sehingga kehormatan suami tetap terjaga ditengah2 keluarga sang istri.
Coba bayangkan, jika masing2 (suami istri) mengadu kepada orang tua masing2, yang ada nanti jadi "perang" 2 keluarga deh.

jadi hati2lah
wahai para suami dan para istri ^_^"

wallahu a'lam bish-shawab


Wassalam
Tanty shalihah

*terinspirasi dari pengalaman teman2 yang sudah berumah tangga
ditambah tulisan seorang teman di kolom oase iman- eramuslim.com
jazakallahu khairan katsir untuk semua teman2.
Semoga kebaikan kalian semua mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
amiin...





Empat Syarat Kebahagiaan Berumah Tangga

Dalam tulisan aku sebelumnya (yang berjudul: Rumah Tangga adalah Miniatur Surga di Dunia)
secara tersirat aku menuliskan bahwa hanya perlu 2 syarat untuk memperoleh kebahagiaan berumah tangga, yaitu:
suami yang ridho dengan keadaan istri dan istri yang ridho dengan keadaan suami

yang lainnya menyusul
namanya hidup
susah itu biasa
sedih juga pasti ada
yang penting dua2 nya saling ridho
(begitulah yang aku koarkan di tulisanku sebelumnya)

Namun, ketika beberapa waktu yang lalu,
aku mendengar kisah seorang teman tentang kehidupan rumah tangganya
kesimpulanku tentang syarat kebahagiaan berumah tangga mengalami perubahan (tambahan point)
kesimpulannya begini:

  • kebahagiaan berumah tangga ternyata tidak akan terwujud seratus persen hanya dengan syarat: suami ridho dengan keadaan istri dan istri ridho dengan keadaan suami. tidak cukup hanya dengan 2 syarat itu.
  • ternyata ridho/ restu orang tua pun turut menentukan kebahagiaan rumah tangga. Restu yang dimaksud disini bukan hanya berupa restu/ izin untuk menikah,,, tetapi lebih dalam daripada itu...
  • masing2 mertua harus meridhoi keadaan menantu masing2. bagaimanapun keadaannya. mertua harus sayang kepada menantu seperti halnya ia menyayangi anaknya. jangan hanya karena 1 atau 2 hal mertua menjadi tidak ridho padahal sudah merestui (memberi izin menikah)
"Masya Allah, ternyata menikah itu bukan perkara mudah yah." begitulah kesimpulan salah seorang teman.

aku jadi berfikir begitu juga
mungkin memang bukan perkara mudah..
tapi bukan berarti jadi takut menikah!!

jadi kesimpulan dari semuanya adalah:
ADA 4 SYARAT KEBAHAGIAAN BERUMAH TANGGA:
  1. Suami ridho dengan keadaan istri
  2. Istri ridho dengan keadaan suami
  3. Keluarga Suami (terutama orang tua) ridho dengan keadaan istri (dari anaknya/ menantu)
  4. Keluarga Istri (terutama orang tua) ridho dengan keadaan Suami (dari anaknya/ menantu)
ke empat point itu sama pentingnya.
jika hanya point satu dan dua saja yang terpenuhi, rasanya sulit untuk meraih kebagiaan berumah tangga. Apalagi menjadikan rumah tangga itu seperti halnya miniatur surga di dunia.
sulit!!!!!!! walaupun jalan selalu ada tapi pasti perlu perjuangan lebih keras untuk meraihnya.

"Yaa jadikanlah kelurgaku. keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah"
amiin..

CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN

sekarang aku mau membahas tentang cinta
tapi bukan cinta mencintai melainkan cinta bertepuk sebelah tangan


di sekitar kita kan, banyak banget lagu2 yang ber-tema-kan cinta bertepuk sebelah tangan
aku gak hapal seh lagu2nya tapi lumayan sering denger lagu dengan tema seperti itu
CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN
artinya yang satu cinta tapi yang satu lagi gak
atau yang satu masih cinta, tapi pasangannya udah gak cinta
dan sejenisnya


sebenarnya menurut kalian,
ada gak seh cinta bertepuk sebelah tangan???


kenapa menurut aku gak ada yah?
apa aku yang terlalu positif / optimis dalam memandang kehidupan?
atau gimana.... ??


sebenarnya yang jadi alasan aku, kenapa menurut aku CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN itu gak ada. alasannya sederhana aja:
BARANG SIAPA MENCINTAI MAKA DIA AKAN DICINTAI


jadi menurut saya
lagu2 itu lebay aja
**sebenarnya gak ada kok cinta bertepuk sebelah tangan itu


klw kita mencintai, insya Allah kita juga akan dicintai kok
artinya kita akan mendapatkan balasan yang sama dengan apa yang kita beri
klw kita memberi cinta ya berarti.. kita juga akan mendapatkan cinta


terlalu positifkah aku??
entahlah
tapi, klw memang realitanya cinta bertepuk sebelah tangan itu ada
semoga saja, aku tidak mengalaminya


klw cinta bertepuk sebelah tangan itu memang ada
pasti yang mengalaminya sedih banget
persis kaya di lagu2 yang aku denger itu


klw memang cinta bertepuk sebelah tangan itu ada
semoga bukan kita


ehhmmmmm..
tapi..
klw memang kamu merasa mengalami cinta bertepuk sebelah tangan
mungkin kamu mesti evaluasi diri
bisa jadi yang kamu rasakan itu bukan cinta
bisa jadi yang kamu rasakan itu cuma nafsu (naudzubillahi min dzalik)
bisa jadi yang kamu rasakan itu cuma kagum
bisa jadi yang kamu rasakan itu cuma karena kamu kesepian
dan beribu alasan lainnya


karena seperti yang aku bilang tadi:
BARANG SIAPA MENCINTAI MAKA DIA AKAN DICINTAI (insya Allah)

oya, kan ada hadits kasih sayang:

"man laa yarham laa yurham"
yang artinya: BARANG SIAPA TIDAK SAYANG, TIDAK AKAN DISAYANGI.
Maknanya mirip2 sama kan ??!!!


Doa dan Harapan:
"Yaa ALLAH jika cinta bertepuk sebelah tangan itu memang ada. jangan biarkan cinta seperti itu hadir dalam kehidupanku"

Wallahu a'lam bish-shawab

Wassalam
Tanty Shalihah













Rabu, 08 Desember 2010

(lagi-lagi) Pak Hernowo

pengen nulis tapi gak tahu mau nulis apa
sebenarnya seh banyak yang pengen di tulis tapi masih bingung gimana cara nulisnya
kayaknya harus belajar dulu deh
kayaknya harus "khatamin" buku pak hernowo dulu deh
buku mengikat makna update,
lumayan tebal dan gak selese hanya dengan sekali duduk.


ditengah2 kesibukan, tetap berusaha konsentrasi membaca buku itu,
karena emang buku itu penting...

kata pak hernowo membaca dan menulis itu penting
kata pak hernowo: "saya tak akan lelah-lelahnya mengatakan hal ini: membaca memerlukan menulis dan menulis memerlukan membaca. manfaat membaca dan menulis akan hadir secara dahsyat apabila dua kegiatan tersebut disatupadukan" (mengikat makna update hal 39)


tuh kan pak hernowo itu tekun, rajin. Akhirnya karena rajin dan tekunnya,
Pak Hernowo jadi orang HEBAT!!!

Saya baru menemukan manfaat luar biasa membaca ketika usia saya melewati 40 tahun. Manfaat luar biasa yang hadir dalam kehidupan saya adalah ketika saya merasakan bahwa membaca itu memasok secara bergelombang-gelombang pelbagai ragam kata. Ada kemungkinan, sebelum mencapai 40 tahun, saya sudah diberi manfaat tersebut ketika saya menjalankan kegiatan membaca. Namun saya baru menyadarinya ketika usia saya melewati angka 40 tahun.

(kata2 pak Hernowo dalam buku mengikat makna update hal 35).

ayo kita yang masih muda
semangatlah membaca dan menulis
tidak perlu menunggu lewat angka 40 tahun
ayo semangatlah anak muda!!
SEPERTI SEMANGATNYA PAK HERNOWO

klw kata Pak Haidar Bagir..
pak Hernowo itu adalah seorang "sufi" baca-tulis

...bersambung...

Kamis, 02 Desember 2010

INFO

subhanallah buka blog ini deh..
iwananashaya.multiply.com
salah satu blog yang BAGUSSS banget!!!
banyak ilmu nya...

jadi mulai pengen punya blogroll
pengen punya teman di blog
pengen punya daftar link
dan lainnya

siap!!
siap!!!
insya allah, mulai sekarang aku siap untuk berbagi
dan dibagi...
share yuk
belajar yuk
cari ilmu yuk
amalkan yuk

tiada lain tujuannya adalah untuk belajar.. belajar dan belajar
belajarlah terus, bekali diri dengan ilmu
karena tanpa ilmu, apapun akan terasa berat

(Tanty Shalihah)

Rabu, 01 Desember 2010

gak pake judul (tidak sempurna tapi bahagia)

gak ada orang yang sempurna
jadi untuk apa aku menunggu seseorang yang sempura
gak akan datang juga kali
karena memang gak ada

setiap orang pasti punya "luka"
yang menjadikan hidupnya gak sempurna
hidupku gak sempurna
hidup kamu juga pasti gak sempurna
setelah kita jadi satu pun mungkin gak akan sempurna
karena memang gak ada yang sempurna didunia ini

tapi gak sempurna bukan berarti gak bahagia
hidupku yang sekarang walaupun gak sempurna tapi aku bahagia
aku tahu, kamu juga pasti bahagia

aku bahagia dengan kehidupanku sekarang
dan aku yakin kamu pun bahagia dengan kehidupan kamu sekarang
PR untuk kita (para single) adalah
bagaimana supaya kebahagiaan yang kita rasakan selama sendiri ini tidak hilang ketika kita telah berdua
tidak hilang=tetap ada (tetap bahagia)
tidak hilang=bertambah bahagia
semoga bertambah BAHAGIA

bagaimana caranya??

***proses***

catatan: mungkin setiap orang berbeda dalam mengartikan sebuah kesempurnaan.
satu contoh: dalam kesempatan atau soal yang lain mungkin aku akan mengatakan bahwa kita adalah mahluk yang sempurna dibandingkan mahluk lainnya karena kita dilengkapi dengan akal yang membuat kita dapat berfikir... **tergantung bagaimana konteksnya

Wallahu a'lam bishawab

(tanty shalihah)

Antara Marah dan Luapan Kekesalan

mungkin, aku egois
tapi aku gak suka klw kamu bicara yang jelek

mungkin, aku egois
tapi aku gak suka kamu marah di dunia maya
gak perlu semua orang tahu
klw kamu marah dan kesal
kirim saja pada salah satu teman
ckp dia yang tahu kemudian ngasih saran atau cuma didengar, gpp
yang penting jaga lisan
jaga emosi
aku tahu itu cuma luapan emosi sesaat
tapi kayaknya kurang pas klw di tulis ditempat yang tidak pada tempatnya (aku rasa gitu)

ngingetin diri sesndiri juga
bagaimana supaya kita bisa menahan amarah kita
atau rasa kesal kita sama seseorang
"jangan marah, maka bagimu surga"
itu kata hadits
aplikasinya adalah
proses belajar sepanjang hayat

klw kata seseorang dalam sebuah buku
marah yang baik
adalah bagaimana kita bisa marah pada tempat, waktu dan situasi yang tepat

plizzz, plizz, plizzz
jangan marah
aku tahu kamu gak marah
aku tahu itu cuma ungkapan kekesalan
tapi tolong jaga lisan
kita harus menghargai apa yang disampaikan orang yang lebih tua dari kita (walaupun bukan orang tua kita, ia tetaplah orang tua= orang yang lebih tua)
terlepas apakah orang tua itu menyampaikannya dengan cara yang baik atau tidak
itu urusan beliau
tapi kita harus tetap baik menyikapinya

PR.. PR
ini PR buat aku juga
jangan marah yaaa klw kamu baca ini
ini bukan khusus buat kamu
tapi buat aku juga

(Tanty Shalihah)