Kamis, 09 Desember 2010

Bagaimana CARA meraih kebahagiaan berumah tangga??

Jika ditulisanku sebelumnya, dibahas tentang syarat untuk meraih kebahagiaan berumah tangga. Sekarang kita akan membahas mengenai CARA nya.
Tentu syarat dan cara adalah 2 hal yang berbeda.

klw kamus bahasa indonesia bilang.
syarat berarti:
  1. janji
  2. segala sesuatu yang perlu atau harus ada (sedia, miliki, dsb)
  3. segala sesuatu yang perlu untuk menyampaikan suatu maksud
  4. ketentuan (peraturan, petunjuk) yang harus diindahkan dan dilakukan
sedangkan cara berarti:
  1. jalan (aturan, sistem) melakukan sesuatu
  2. gaya; ragam (seperti bentuk, corak)
  3. adat kebiasaan; perbuatan (kelakukan) yang sudah menjadi kebiasaan
  4. jalan yang harus ditempuh
Jadi, klw CARA itu lebih kepada jalan.. bagaimana supaya syarat itu terpenuhi.
Seperti yang pernah saya sebutkan ditulisan sebelumnya bahwa, ada 4 syarat kebahagiaan berumah tangga, yaitu:
  1. suami ridho dengan keadaan istri
  2. istri ridho dengan keadaan suami
  3. keluarga suami (terutama orang tua) ridho dengan keadaan istri dari anaknya (menantu)
  4. keluarga istri (terutama orang tua) ridho dengan suami dari anaknya (menantu)
pembahasan kali ini saya hanya akan menekankan bagaimana supaya point 3 dan 4 dapat terwujud.

diantara banyak cara, cara yang ingin saya bagi adalah
cara yang saya peroleh dari tulisan seorang teman di kolom oase iman- eramuslim

Sang penulis secara tersirat mengungkapkan bahwa
boleh2 saja menceritakan tentang suami kita kepada orag lain (teman, kerabat, saudara, orang tua, dsb). tapi ingat yang baik kita ceritakan, hanyalah hal2 yang baik2 saja.
jangan sampai kita menceritakan keburukan suami kita sendiri kepada orang lain (itu gak boleh, dengan dasar, istri adalah pakaian bagi suami, dan suami adalah pakaian bagi istri)

Nah persoalannya adalah, bagaimana jika kita (suami istri) sedang ada masalah??
apakah sama sekali tidak boleh menceritakan "keburukan suami/istri" kepada orang lain??
Jawabannya adalah:
Jika konteksnya adalah untuk mencari solusi, hal itu (menceritakan persoalan rumah tangga/ keburukan sifat/ sikap suami/ istri) tentu boleh2 saja. Namun, yang menjadi titik tekannya adalah "kepada siapa kita menceritakan hal itu?"

jawabannya adalah:
  • Jika suami dan istri bermasalah, maka JANGANlah seorang suami "mengadukan" keburukan sifat/ sikap buruk istri kepada orang tuanya sendiri. Justru akan lebih baik, jika suami menceritakan atau berkonsultasi kepada keluarga atau kerabat dari pihak istri, sehingga istri kita tetap dihargai keberadaannya ditengah2 keluarga suami.
  • begitupun sebaliknya, jika seorang istri bermasalah dengan suaminya, maka JANGANlah seorang istri "mengadukan" hal itu kepada orang tuanya sendiri. Justru alangkah akan lebih baik, jika istri berkonsultasi dan bercerita kepada pihak atau kerabat suami. sehingga kehormatan suami tetap terjaga ditengah2 keluarga sang istri.
Coba bayangkan, jika masing2 (suami istri) mengadu kepada orang tua masing2, yang ada nanti jadi "perang" 2 keluarga deh.

jadi hati2lah
wahai para suami dan para istri ^_^"

wallahu a'lam bish-shawab


Wassalam
Tanty shalihah

*terinspirasi dari pengalaman teman2 yang sudah berumah tangga
ditambah tulisan seorang teman di kolom oase iman- eramuslim.com
jazakallahu khairan katsir untuk semua teman2.
Semoga kebaikan kalian semua mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
amiin...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar